Pages

My Picture

My Picture
Yoggi Prayoga

Tuesday, July 3, 2012


MODUL
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS KOTORAN SAPI

A.      Pendahuluan
Peternakan merupakan jenis usaha hasil hewani, diantaranya adalah daging, susu dan hasil samping berupa limbah. Hasil samping peternakan seringkali menimbulkan protes masyarakat karena aroma dan limbah yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Maka dalam hal ini harus ada penanganan secara signifikan dengan mendaur ulang limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis, terbukti banyaknya perusahaan peternakan mulai memperhatikan lingkungan dengan memberlakukan pengolahan limbah, salah satunya penanganan kotoran ternak. Sehingga hal ini berdampak positif terhadap lingkungan yang terjaga dengan baik. Peternakan seringkali melakukan pengolahan limbah kotoran dalam skala besar yang mencapai puluhan ton bahan baku. Beda halnya dengan peternak kecil yang hanya menghasilkan sedikit limbah kotoran dari beberapa ternak. Maka dari itu harus ada penelitian tentang pengembangan pengolahan limbah yang dibuat untuk mendukung usaha peternakan kecil sehingga limbah bisa termanfaatkan dengan baik. Beberapa metode yang akan dilakukan adalah dengan cara  pengolahan limbah menjadi pupuk kompos.
B.       Rumusan Masalah
1.    Limbah kotoran sapi yang belum termanfaatkan dengan baik?
2.    Terjadi pencemaran lingkungan akibat dari membuang limbah peternakan disekitar lingkungan masyarakat?
3.    Kurangnya SDM dalam pengelolaan limbah kotoran sapi?
4.    Belum terbentuknya pengelola limbah kotoran sapi di kampung cibedug?
5.    Kesulitan dalam memasarkan hasil pembuatan pupuk kompos?
C.      Tujuan
1.    Meningkatkan SDM di bidang Peternakan dengan mendayaguna hasil limbah kotoran menjadi produk bernilai ekonomis seperti pupuk kompos.
2.    Meningkatkan pendapatan keuangan masyarakat peternak.
3.    Upaya antisipatif pencemaran lingkungan dari kotoran ternak yang terbuang.
4.    Membentuk kelompok pengelola usaha pembuatan pupuk kompos.
5.    Membantu dan memfasilitasi dalam mencari konsumen/market pupuk kompos.
D.      Tatalaksana Pembuatan Pupuk Kompos
Usaha pembuatan Pupuk Organik pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan petani dalam bentuk usaha tambahan, di samping untuk memberikan apresiasi nilai tambah pada segala macam bentuk limbah organik yang semula tidak memiliki nilai menjadi sebuah produk yang berharga, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarganya.
Seperti halnya kegiatan usaha lain, pembuatan Pupuk Organik juga berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya dan sumber dana. Pengelolaan dan tata guna sumberdaya alam berupa pemanfaatan limbah organik, yang berarti juga pembedayaan aneka tanaman dan ternak, mencakup pengawasan mutu sumber, perawatan dan pemeliharaannya, serta upaya pelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan sumberdaya manusia berupa tenaga kerja menyangkut jumlah dan kualitas menurut kemampuan dan tingkat kesejahteraannya. Sedangkan sumber dana terutama digunakan untuk membiayai kegiatan usaha dengan tingkat kelancaran yang optimal, artinya efisiensi dan efektifitas termasuk di dalamnya.
Usaha pembuatan Pupuk Organik menuntut pengelolaan yang tepat dan cermat agar pelaksanaan dan pengembangannya tidak berisiko gagal. Sistem pengelolaan yang tepat akan mampu merespon kendala teknis dan non teknis yang lazim ditemui dalam setiap usaha di bidang pertanian. Penggunaan dana untuk pembiayaan operasional teknis maupun non teknis perlu dipertimbangkan secara cermat dan akurat. Pembiayaan untuk pengadaan dan penggunaan bahan, serta pengaturan logistik harus berdasarkan prioritas kebutuhan.
1.    Persiapan Alat dan Bahan
a.    Peralatan
·   Sekop/Cangkul
·   Saringan/ayakan
·   Timbangan
·     Sepatu boot
·     Sarung tangan

b.    Bahan
·      Kotoran Ternak (2 ton/2000 kg)
·      Starter Stardec 0.25 % (5 kg)
·      Bahan Organik (sisa pakan/rumput alang-alang) secukupnnya
·      Kapur 3 % (60 kg)
2.    Alur Proses Pembuatan Pupuk Kompos

Monitoring
Persiapan Alat dan Bahan
Penimbangan
Penumpukan Bahan
Pencampuran Bahan Baku
Pembalikan I
Pembalikan IV
Pembalikan V
Pendinginan
Pembalikan III
Pembalikan II
Penyaringan
Pengemasan


3.    Proses Pembuatan Pupuk Kompos
a.    Penimbangan
Bahan yang sudah disiapkan ditimbang terlebih dahulu untuk menyesuaikan dengan standar formulasi yang sudah ditentukan.  Persentase penggunaan bahan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku kotoran sapi  agar dalam proses dekomposisi sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.    Pencampuran
Pencampuran bahan dilakukan dengan menaburkan bahan-bahan lain pada tumpukan kotoran sapi dengan komposisi; Kotoran Ternak (2 ton/2000 kg), Starter Stardec 0.25 % (5 kg), Bahan Organik (sisa pakan/rumput alang-alang) secukupnnya dan Kapur 2.5 % (50 kg) Penaburan dilakukan sedikit demi sedikit agar bahan tambahan tercampur dengan baik/ homogen.
c.    Penumpukan
Tumpukan bahan dibuat dengan diameter tinggi 1.5 sampai 2 meter dan panjang 2 meter membentuk bedengan atau kerucut. Hal ini bertujuan untuk mencapai temperatur tumpukan yang maksimum yaitu 60-70 ºC, hal ini dimaksudkan agar bahan baku kompos cepat dipanen.
d.   Monitoring
Pengontrolan dilakukan selama proses dekomposisi berlangsung yaitu setiap satu minggu sekali dengan melihat perubahan yang ditimbulkan. Pada proses dekomposisi, perubahan yang dihasilkan bisa dilihat pada waktu pembalikan berlangsung, yaitu suhu panas yang ditimbulkan bahan baku yang terdekomposisi, tekstur, aroma dan warna.
e.    Pembalikan
Pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air (60 % kadara air bahan), serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
f.     Pendinginan
Setelah proses pengomposan berjalan selama 30-40 hari suhu tumpukan akan semakin menurun. Pada saat itu bahan kompos akan lapuk dan terlihat berwarna coklat tua serta tidak menimbulkan bau amoniak. Proses pendinginan berjalan selama 15 hari sampai kompos terasa dingin mencapai suhu ruangan yaitu 25 ºC.
g.    Penyaringan
Penyaringan dilakukan setelah proses pendinginan selesai sampai kompos benar-benar matang. Penyaringan bertujuan untuk menyelaraskan ukuruan partikel kompos serta memisahkan bahan-bahan yang tidak diharapkan seperti plastik atau benda yang tidak terdekomposisi.
h.    Panen/Pengemasan
Pengemasan bisa dilakukan dengan menggunakan karung atau wadah plastik, kompos sebaiknya disimpan di dalam gudang yang aman dari rayap dan kecoa serta terlindung dari hujan dan sinar matahari. Setelah itu kompos sudah bisa digunakan atau dipakai untuk keperluan pertanian.

E.       Analisa Usaha Pembuatan Kompos Untuk 1 Ton Limbah Kotoran Ternak
Asumsi perhitungan :
a.     Periode produksi 4 minggu
b.     Setiap periode bisa menghasilkan 1 ton atau lebih
c.     Harga Pupuk Organik Rp. 1.100,00 per Kg
d.   Harga yang dipakai adalah yang berlaku pada awal tahun 2011. Harga dapat berubah setiap saat sesuai dengan perkembangan situasi.
e.    Penggunaan tenaga kerja, bahan kotoran dan peralatan dikelola secara mandiri.


1.      Investasi
Investasi utama dalam pembuatan Pupuk Organik adalah bangunan tempat pembuatan yang milik sendiri atau bisa sewa dan buat sendiri. Di bawah akan di paparkan biaya investasi dalam skala 1 ton bahan:
No.
Uraian
Harga Satuan
Jumlah
1.
Plastik (Bungkusan)
7.500,00
15.000,00
2.
Saringan (kawat ram)
15.000,00
30.000,00
3.
Hekter
25.000,00
25.000,00

Total

70.000,00
Biaya investasi digunakan dalam 1 bulan atau 4 kali produksi kompos. Berarti biaya investasi Rp 70.000 x 4 = Rp 280.000,00. Investasi bisa dipakai selama 1 tahun. Dengan demikian penyusutan untuk investasi sebesar = Rp. 280.000,00 : 12 bulan = Rp 23.333,00.
2.      Biaya Produksi
Tabel.Untuk memproses 1 ton bahan baku, dibutuhkan biaya:
No.
Uraian
Komposisi (%)
Kebutuhan (Kg)
Harga/kg (Rp.)
Jumlah (Rp.)
I.
Bahan
 
 
 
 
1.
Kotoran Sapi
82,75
827,5


2.
Abu
10
100
250,00
25.000,00
3.
Serbuk Gergaji
5
50
100,00
5.000,00
4.
Dolomite/kapur
2
20
1250,00
25.000,00
5.
Stardec
0,25
2,5
15.500,00
31.000,00

Sub Total

1.000

86.000,00
II.
Tenaga Kerja
Bisa dikerjakan sendiri

Total



86.000,00

3.      Hasil/Produksi
Produksi Pupuk Organik bisa mencapai 28.8 ton dalam satu tahun dengan (rata-rata pembuatan 4 kali dalam satu minggu). Sebab dari jumlah total bahan satu ton, setelah menjadi Pupuk Organik biasanya hanya tinggal 600 kg, atau terjadi penyusutan sebesar 40%.
Kalau harga 1 kg Pupuk Organik Rp. 1.100,00 berarti diperoleh hasil 600 kg x Rp. 1.100,00 = Rp 660.000,00 per produksi. Lalu dalam satu bulan yaitu 2400 kg x Rp. 1.100,00 = Rp 2.640.000,00. Sedangkan dalam satu tahun 28.800 kg x Rp. 1.100,00 = Rp. 31.680.000,00.

4.      Analisa Keuntungan Usaha
Hasil keuntungan dalam waktu satu bulan dengan perhitungan di bawah ini:
Keuntungan     = Jumlah penerimaan – jumlah pengeluaran
                                    = Rp. 2.640.000,00 – (4 kali produksi x Rp. 70.000,00)
                                    = Rp. 2.640.000,00 – Rp. 280.000,00
                                    = Rp. 2.360.000,00 per bulan
            Jadi, untuk usaha pembuatan kompos yang dilakukan secara mandiri dan menggunakan alat dan bahan kotoran sendiri membutuhkan modal ± Rp 280.000,00 per bulan atau 4 kali produksi. Sedangkan keuntungan yang di dapatkan mencapai               ± Rp 2.360.000,00 per bulan. 

No comments:

Post a Comment